Wednesday, June 10, 2009

Salak Pondoh dari Indonesia, diberikan label Salak Thailand

Produk salak kita, diberikan label Thailand…..Gimana sih jalan keluarnya agar tidak demikian ?

Ada berita dari Antara news, yang menyebutkan “Buah Salak Indonesia Dipasarkan Sebagai Salak Thailand” rasanya ironis sekali, memangnya segala produk pertanian kok memakai label Thailand, yang menjadi pertanyaan apakah benar bahwa segala produk pertanian itu memang sumbernya Thailand, apakah Indonesia tidak punya produk pertanian?
Ada juga berita yang mengatakan bahwa batik kita di patenkan atau di akui sebagai batik Malaysia, kesenian reog Ponogogo di akui sebagai kesenian asli Malaysia, produk tempe dan tahu kita telah di patenkan di negara lain, sehingga bila kita nanti menjual tempe di negara lain harus membayar royalty kepada empunya paten atas tempe dan tahu tersebut.
Pada hal kita tahu bahwa semua yang diakui maupun dipatenkan adalah milik Indonesia semua, dan orang yang memperdagangkan produk tersebut tidak ada / bebas tanpa harus membayar royalty, karena memang hal itu seperti telah diakui oleh semua bangsa Indonesia memang milik semua bangsa Indonesia, sehingga tanpa ada paten.
Tapi bagaimana mencari jalan keluarnya agar hal tersebut tidak dipatenkan oleh negara lain atau orang yang secara sengaja mematenkannya di negara lain?
Alternatif pertama, adalah produk-produk tersebut dipatenkan saja misalnya atas nama bangsa Indonesia, sehingga bangsa lain tidak dapat mematenkannya di negara lain tersebut.
Alternatif kedua, dipatenkan atas nama orang atau badan tertentu, namun dengan perjanjian tidak perlu membayar royalty apabila hal tersebut diperdagangkan oleh bangsa Indonesia.
Alternatif ketiga, dibuat undang-undang yang menyatakan bahwa produk tersebut adalah milik bangsa Indonesia
Jadi kesimpulannya yang penting jangan sampai semua produk2 Indonesia dipatenkan oleh bangsa lain.
Atau pemerintah kita tanggap dengan hal-hal yang disebutkan diatas, sehingga bangsa Indonesia tidak dirugikan oleh bangsa lain.
Ini sekedar ide, mungkin bisa dibilang ide yang sulit direalisasikan, tapi rasanya gemes dengan tingkah laku negara lain, yang diam-2 bisa merugikan bangsa Indonesia.