Wednesday, April 15, 2009

SALAK JEMBER


Potensi Salak Yang tidak dapat di sepelekan
Membaca berita di Republika News room, Sabtu, 13 Desember 2008 pukul 16:03:00
Yang memuat judul: “ Setiap Minggu, Cina Impor Dua Ton Salak Indonesia “ sangat menarik, karena sampai sekarang para petani salak, terutama di daerah pengembangan kebun salak, masih belum tersentuh oleh kebijakan pemerintah daerah, yang nota bene sebenarnya kebijakan pemerintah daerah tersebut, seharusnya menyentuh seluruh lapisan masyarakat, termasuk dalam hal ini masyarakat yang mengusahakan dan mengebunkan salak untuk mendapatkan perhatian pemerintah daerah.
Seperti yang terjadi di daerah jember, terutama yang ada di daerah kecamatan jombang maupun kecamatan semboro, sampai sekarang petani yang mengebunkan salak dan tentunya mengusahakan untuk menjadi mata pencaharian para petani salak tersebut belum tersentuh kebijakan pemda setempat.
Apakah yan diinginkan para petani / pekebun salak itu?
Tentunya yang diinginkan adalah perhatian dari pemerintah setempat, yaitu misalnya bantuan dalam budidaya pertaniannya, permodalan, dan pemasaran.
Bantuan dalam budidaya pertanian, yang diinginkan petani adalah bimbingan dalam kerangka menanam salak berupa bimbingan penyuluhan untuk budidaya pertanian salak, informasi mengenai perkembangan penanaman salak, perkembangan pemuliaan tanaman salak, dengan munculnya varitas dari tanaman buah salak. Sampai saat ini pemerintah daerah dalam hal ini dinas pertanian tanaman pangan ataupun tanaman perkebunan dapat dikatakan penyuluhannya tidak menyentuh ke para petani salak.
Bantan permodalan, dapat dikatakan sampai saat ini tidak ada sama sekali bantuan modal untuk para petani yang membudidayakan salak yang ada di daerah kecamatan jombang. Oleh karena itu kami sebagai petani yang membudidayakan salak, mohon kepada pemda setempat untuk memberikan perhatian terutama untuk masalah permodalan.
Bantuan untuk pemasaran, apalagi yang dikatakan perhatian dalam pemasaran, dirasakan belum tersentuh sama sekali.
Namun sampai saat ini, petani salak di jombang, walaupun perhatian dari pemerintah daerah belum ada, masih tetap tekun mengusahakan tanaman salaknya, kadang-kadang mereka terkendala oleh masalah iklim/musim.
Bila musim hujan datang, dimana terdapat angin dan mengakibatkan banjir pada tanaman salaknya, maka bunga dan buah menjadi rontok, dan buahnya busuk tidak dapat dijual salaknya. Disinilah petani salak merugi dan perhatian dari pemda setempat tidak ada.
Tapi mereka tidak dapat berbuat apa2, kecuali hanya menunggu dan menunggu, entah apa yang ditunggu. Tentunya banyak yang ditunggu, yaitu uluran tangan pemda setempat, tapi tidak kunjung datang.
Kiranya dengan tulisan ini, mudah-2an petani salak yang ada di kecamatan jombang, kabupaten Jember mendapat perhatian pemda setempat, semoga……..
Dan harapannya kapan petani salak di Kecamatan Jombang, Kabupaten Jember ini dapat merasakan seperti apa yang terdapat dalam berita Republika diatas, yaitu Kapan bisa mengekspor salaknya ke Cina…………..? Kapan..kapan…?

1 comment:

  1. wah....


    bro bisa maen ke rumahmu ne ntar ..

    sekalian minta salaknya... hehhe..

    ReplyDelete